In House Training “Peningkatan Kompetensi Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Mendalam”

Pendidikan adalah investasi terpenting bagi masa depan bangsa. Di tengah derasnya arus informasi dan tuntutan zaman yang kian kompleks, peran guru tidak lagi sekadar sebagai penyalur ilmu, melainkan sebagai fasilitator yang mampu menumbuhkan pemikiran kritis, kolaborasi, dan kemandirian pada peserta didik. Menyadari urgensi ini, SMP Negeri 1 Bantarsari mengambil langkah strategis dengan menyelenggarakan kegiatan In House Training (IHT) bertema “Peningkatan Kompetensi Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Mendalam.”

Kegiatan inspiratif ini akan dilaksanakan secara intensif selama dua hari, yaitu pada tanggal 29 hingga 30 September 2025, dan akan diikuti oleh seluruh bapak dan ibu guru di lingkungan SMP Negeri 1 Bantarsari. IHT ini bukan sekadar rutinitas pelatihan, melainkan sebuah komitmen kolektif untuk bertransformasi dari sekadar surface learning (pembelajaran permukaan) menuju Deep Learning (Pembelajaran Mendalam) yang lebih bermakna dan berkelanjutan bagi peserta didik.

Mengapa Pembelajaran Mendalam?

Dalam konteks Kurikulum Merdeka dan visi pendidikan yang berfokus pada profil pelajar Pancasila, konsep Pembelajaran Mendalam (PM) menjadi sangat relevan. Jika pembelajaran tradisional sering kali berhenti pada tahap menghafal fakta dan mengingat informasi (kognitif tingkat rendah), Pembelajaran Mendalam mendorong peserta didik untuk mencapai pemahaman konseptual yang utuh, menghubungkan ilmu yang dipelajari dengan konteks kehidupan nyata, serta menggunakan pengetahuan tersebut untuk memecahkan masalah kompleks.

Pembelajaran Mendalam berlandaskan pada tiga pilar utama:

  1. Berkesadaran (Mindfulness): Guru dan siswa sepenuhnya hadir dalam proses belajar. Siswa didorong untuk menyadari bagaimana dan mengapa mereka belajar, menumbuhkan refleksi, dan memiliki kontrol diri (otonomi) atas proses belajarnya. Praktik ini menciptakan fokus penuh dan meminimalkan distraksi, menjadikan proses transfer dan konstruksi pengetahuan lebih efektif.
  2. Bermakna (Meaningful): Pembelajaran harus relevan. Materi yang diajarkan harus dikaitkan dengan pengalaman, minat, dan masalah nyata yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam konteks sosial yang lebih luas. Melalui relevansi ini, pengetahuan baru akan melekat lebih kuat dan dapat diaplikasikan dalam berbagai situasi.
  3. Menggembirakan (Joyful): Suasana belajar yang positif, inklusif, dan penuh antusiasme sangat penting. Ketika siswa merasa gembira dan termotivasi, rasa ingin tahu mereka akan terpacu, memicu eksplorasi ide-ide kompleks, dan mengubah proses belajar yang tadinya dianggap beban menjadi sebuah petualangan yang menyenangkan.

Di jenjang SMP, implementasi PM sangat krusial karena berada pada masa transisi remaja, di mana peserta didik mulai mengembangkan identitas diri, kemampuan penalaran abstrak, dan kebutuhan untuk koneksi sosial yang kuat. Dengan PM, kita berupaya memastikan bahwa mereka tidak hanya lulus dengan nilai baik, tetapi juga siap menjadi warga negara yang kritis, kolaboratif, kreatif, dan berdaya saing.

Tujuan Utama IHT: Transformasi Pedagogi Guru

IHT selama dua hari ini dirancang bukan hanya untuk menambah wawasan, tetapi untuk memicu transformasi pedagogi yang nyata di setiap ruang kelas. Secara garis besar, kegiatan ini bertujuan untuk:

1. Memperkuat Pemahaman Konseptual PM

Para guru akan diajak untuk mendalami secara utuh filosofi dan prinsip-prinsip Pembelajaran Mendalam, membedakannya secara jelas dari pembelajaran permukaan, serta memahami kaitannya dengan Profil Pelajar Pancasila.

2. Mengembangkan Kapasitas Perancangan Pembelajaran Inovatif

Guru akan dilatih untuk menyusun Modul Ajar atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengadopsi prinsip PM. Ini mencakup perumusan tujuan pembelajaran yang mengarah pada kompetensi tingkat tinggi (analisis, evaluasi, kreasi), serta pemilihan strategi dan model pembelajaran inovatif.

3. Menguasai Model Pembelajaran Berbasis Proyek dan Masalah

Fokus utama adalah pada praktik model-model seperti Project-Based Learning (PjBL) dan Problem-Based Learning (PBL). Model-model ini secara inheren mendorong kolaborasi, penalaran kritis, dan penerapan ilmu dalam konteks dunia nyata, yang merupakan inti dari Pembelajaran Mendalam.

4. Menerapkan Penilaian Autentik dan Refleksi

Kompetensi guru dalam melakukan penilaian juga akan ditingkatkan, terutama dalam menggunakan Penilaian Autentik (berbasis kinerja, proyek, dan portofolio) yang mampu mengukur pemahaman mendalam, bukan sekadar ingatan. Guru juga akan dibekali teknik fasilitasi refleksi diri bagi siswa sebagai bagian integral dari proses belajar.

5. Membangun Budaya Kolaboratif Antar Mapel

IHT ini juga akan memfasilitasi diskusi antar disiplin ilmu untuk mengidentifikasi potensi tema-tema interdisipliner. Tujuannya adalah untuk menguatkan kolaborasi antara guru mata pelajaran dalam merancang proyek atau kasus yang terintegrasi, yang sangat penting dalam menciptakan pembelajaran yang lebih kontekstual dan holistik.

Agenda Dua Hari Penuh Inspirasi (29-30 September 2025)
Hari Pertama: Pondasi dan Perancangan (29 September 2025)

Hari pertama akan berfokus pada pemahaman filosofis dan landasan teoritis Pembelajaran Mendalam.

  • Sesi Pembuka & Keynote Speech: Pembukaan resmi oleh Kepala Sekolah dan Pengawas Pembina. Dilanjutkan dengan paparan tentang Urgensi Transformasi Pendidikan di Abad ke-21 dan relevansi Pembelajaran Mendalam dalam konteks Kurikulum Merdeka.
  • Workshop 1: Memahami Pilar PM: Mendalami konsep Berkesadaran, Bermakna, dan Menggembirakan. Diskusi mendalam tentang bagaimana menumbuhkan Growth Mindset pada guru dan siswa.
  • Workshop 2: Merancang Tujuan Mendalam: Praktik merumuskan Tujuan Pembelajaran yang menantang dan melibatkan taksonomi kognitif tingkat tinggi (C4, C5, C6), serta mengaitkannya dengan dimensi Profil Pelajar Pancasila.
  • Praktik Mandiri: Guru mulai memetakan materi pelajaran yang potensial untuk diubah menjadi skenario pembelajaran berbasis proyek atau masalah.

Hari Kedua: Implementasi dan Praktik Baik (30 September 2025)

Hari kedua adalah tentang praktik, eksekusi, dan berbagi pengalaman.

  • Sesi Pagi: Simulasi PjBL dan PBL: Guru dibagi dalam kelompok mapel serumpun untuk menyusun kerangka proyek otentik (PjBL) atau kasus berbasis masalah (PBL) yang akan diimplementasikan di kelas. Fokus pada sintaks, tahapan, dan peran guru sebagai mentor.
  • Sesi Siang: Strategi Diferensiasi dan Asesmen Autentik: Pembekalan mengenai teknik diferensiasi untuk melayani keberagaman kebutuhan belajar siswa (diferensiasi konten, proses, dan produk) dalam kerangka PM. Dilanjutkan dengan praktik penyusunan instrumen asesmen autentik dan rubrik penilaian proyek.
  • Sesi Penutup & Komitmen: Presentasi prototype rencana pembelajaran terbaik dari perwakilan kelompok. Dilakukan sesi Refleksi Kolektif untuk mengidentifikasi komitmen pribadi setiap guru dalam menerapkan Pembelajaran Mendalam. Penyerahan sertifikat dan penutupan.

Setelah IHT: Membangun Ekosistem Belajar Berkelanjutan

Dua hari IHT ini hanyalah permulaan. Implementasi Pembelajaran Mendalam adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan akhir. SMP Negeri 1 Bantarsari berkomitmen untuk melanjutkan semangat ini melalui serangkaian kegiatan pasca-IHT:

  1. Pendampingan Berkelanjutan: Pembentukan Komunitas Belajar (KomBel) antar guru yang secara rutin bertemu untuk coaching sebaya, berbagi praktik baik, dan mengatasi tantangan implementasi.
  2. Supervisi Klinis: Kepala sekolah dan tim kurikulum akan melakukan supervisi klinis yang berfokus pada penerapan elemen-elemen Pembelajaran Mendalam di kelas, diikuti dengan umpan balik konstruktif.
  3. Diseminasi Hasil: Guru-guru yang telah mahir akan didorong untuk menjadi Guru Penggerak Internal yang menyebarkan praktik baik PM kepada rekan sejawat lain melalui micro-teaching atau sesi berbagi singkat.

In House Training “Peningkatan Kompetensi Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Mendalam” pada 29-30 September 2025 merupakan penegasan bahwa SMP Negeri 1 Bantarsari senantiasa beradaptasi dan berinovasi. Dengan kompetensi yang semakin terasah, bapak dan ibu guru diharapkan mampu menciptakan iklim belajar yang tidak hanya mencerdaskan, tetapi juga memuliakan potensi unik setiap siswa. Melalui Pembelajaran Mendalam, kita bersama-sama mengukir generasi penerus yang memiliki pemahaman utuh, keterampilan mumpuni, dan karakter kuat, siap menghadapi tantangan global dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Mari jadikan IHT ini sebagai titik tolak perubahan besar menuju pendidikan yang lebih berkualitas dan inspiratif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *